Ayah, ayah!
Sepatuku hilang, direnggut, dibuang siang
Aku mau yang baru
bukan dari karet ban bikinan ibu
bukan yang melar jika ada matahari
Atau yang buat kakiku kudisan, bisulan bermata nanah
Ayah, ayah!
Sepatu itu nanti akan kujaga, kupajang, kusemir setiap hari
Kuarak keliling kampung
Mereka pasti melihat merek asing di sepatuku, bertanya
“Apa ini sepatu yang dibuat tuhan di surga?”
Lalu, kau dan tuhan yang menjelaskannya
“Ya, sepatu ini dari Amerika, dari Eropa, tuhan bermukim di sana, surga berada di sana”
Sambil pasang senyummu segera, mengimbangi sinarnya.
Ayah, ayah!
Itulah sepatuku, sepatu kita juga. Kehormatan keluarga besar kita.
Keluarga becak!
Jika kau mati nanti, sepatu itu kubikin jadi nisanmu
tanda kau bagian dari tuhan, bermukim di surga.
(Ciputat)
Puisi lama ketemu kembali
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/wahyusyahputra/tentang-sepatu_552c3ff66ea834e9318b4578
0 komentar:
Posting Komentar